3/16/11

Kucing

Dulu, saya sempat memelihara kucing perempuan bernama Michan Maruchan beserta anaknya yang bernama Michan Marichan alias Ichan (namanya tidak kreatif nih, hehe). Keduanya sempat tinggal di rumah saya selama bertahun-tahun.  Michan wafat mendahului Ichan akibat sebuah kecelakaan. Sementara Ichan yang telah tinggal selama lebih dari satu dekade, menghilang secara tiba-tiba. Sempat dengar mitos, kalau kucing sudah lama tinggal dengan sebuah keluarga, ia tidak akan menampakkan kematiannya di hadapan keluarga tersebut. Boleh percaya atau tidak.

Ichan sudah seperti anggota keluarga kami. Selain suka makan ikan dan daging seperti kucing lainnya, Ichan juga suka makan makanan manusia. Ia suka snack, gorengan, dan makanan manusia lainnya. Kalau saya sedang ingin curhat, Ichan seringkali duduk manis, menatap saya, seolah-olah ia mengerti apa yang saya ucapkan. Tingkah lakunya pun semakin hari semakin "manusiawi". Ia menonton televisi. Ia juga suka membangunkan keluarga kami saat sahur, khusus di bulan Ramadhan. Ia juga pernah berusaha membuka pintu dengan meraih gagang pintu. Ketika saya suruh diam, ia diam. Ketika saya suruh duduk, ia duduk. 

Seringkali terbersit dalam benak saya, si Ichan ini hewan atau manusia, sih? Or is she actually a human trapped inside a cat's body? Boleh deh menganggap saya bego atau apa. Hehe... Penafsiran saya terhadap Ichan ini agaknya sedikit terpengaruh oleh antropomorfisme. Dalam Ilmu Kelakuan Hewan, antropomorfisme ialah menganggap bahwa organisme (hewan) memiliki kemampuan seperti manusia. Biasanya, semakin kita merasa mengenal suatu organisme (hewan), maka semakin kuat pula kecenderungan menafsir perilaku hewan secara antropomorfisme tersebut. Hehehe.

Pada dasarnya, perilaku hewan itu terdiri atas perilaku sederhana dan perilaku kompleks. Perilaku sederhana ialah perilaku yang dibawa sejak lahir sehingga tidak perlu dipelajari lagi, salah satunya adalah insting. Sementara itu, perilaku kompleks adalah perilaku yang diperoleh dengan cara dipelajari, yaitu perilaku  learning dan reasoning. Dan ya, saya pikir, perilaku Ichan yang "kemanusia-manusiaan" ini merupakan bentuk perilaku yang ia pelajari dari manusia, seiring dengan perkembangan susunan syarafnya.

Semenjak kepergian Ichan, saya menjadi trauma untuk memelihara kucing lagi. Kehilangan seekor kucing kesayangan itu rasanya betul-betul tidak enak. Mereka yang merupakan pecinta kucing pasti mengerti ini. Saya pun memutuskan untuk tidak memelihara kucing lagi. Sampai akhirnya beberapa minggu yang lalu, adik saya membawa seekor anak kucing ke rumah. Sulit sekali rasanya menahan diri. The kitten's too cute to ignore. And I realized that a relationship between a girl and a cat has just literally started...

No comments:

Post a Comment